Pada hari
kedua puluh Jumadi Tsani, dimana Rasulullah SAW telah melewati masa lima
tahun dari di utusnya beliau menjadi Rasul, seorang bayi perempuan
telah membuka matanya ke dunia ini yang mana rumah Rasul SAW telah
dipenuhi oleh cahaya lebih dari sebelumnya dan juga memberikan kesan
yang dipenuhi dengan kecemerlangan dan kesegaran serta kegembiraan
khusus.
Rasulullah
SAW kelihatan sangat gembira dan betapa bahagia dengan lahirnya bayi ini
dan beliau sangat menikmatinya seraya berkata: “Putri ini adalah ruh dan jiwa saya, dan saya menghirup bau surga dari wujudnya.”
Suatu hari
Mufadhdhal bertanya kepada Imam Shadiq : Wahai putra Rasulullah SAW!
Bagaimana kelahiran ibumu Fatimah dahulu? Imam Shadiq berkata: Baiklah,
di karenakan Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah maka wanita-wanita
Mekkah meninggalkan Khadijah dan membiarkannya sendiri, mereka tidak
mengunjunginya, dan mereka tidak memberikan salam kepadanya dan tidak
seorang wanitapun yang membolehkan menemuinya dan menanyakan keadaannya;
dalam kondisi krisis ini, Khadijah merasa sangat kesepian dan
kemalangan senantiasa membayangi keberadaan dirinya dan membuatnya tidak
tenang. Sampai Fatimah telah di kandungnya. Setelah itu Fatimah
menjadi teman berbicara dari perut ibunya, Fatimah pun memberikan
curahan hati kepada Khadijah. Rahasia ini di sembunyikan oleh Khadijah
dan bahkan dia tidak mengatakannya kepada Rasulullah SAW. Suatu hari
Rasulullah SAW memasuki rumah dan mendengar percakapan antara ibu dan
anak ini. Beliau bertanya: Wahai Khadijah! Kamu sedang berbicara dengan
siapa? Khadijah menyebutkan: Janin ini, dia berbicara dengan saya dan
telah menjadi teman dalam kesepianku. Rasulullah SAW berkata: Wahai
Khadijah! Ini adalah Malaikat Jibril yang memberikan berita kepada saya
bahwa anak kamu, adalah perempuan dan darinyalah generasi selamat dan
suci akan terlahir di dunia ini dan Tuhan Tabaraka Wata’ala memberikan
kelanjutan akan generasi saya melalui perantaraan dia dan para imam
maksum akan datang dari keluarga beliau, setelah berakhirnya kenabian
dan terputusnya wahyu, maka merekalah yang akan melanjutkan risalah
saya.
Imam Shadiq
melanjutkan ucapannya seraya menambahkan: Benar, Khadijah masih
senantiasa berbicara dan berkawan dengan janin yang ada di dalam
rahimnya sampai tiba masa kelahiran anaknya. Beliau menyampaikan pesan
kepada wanita-wanita Quraisy bahwa: “Tolonglah saya dalam hal ini.”
Mereka tidak menerimanya dan berkata: Dahulu kamu tidak sepakat dengan
kami dalam perkawinanmu dengan Muhammad dan hari ini, kami juga sendiri
akan menolak untuk menolong dan merawatmu.
Khadijah
menjadi tidak senang dan hatinya menjadi perih mendengar ucapan ini.
Tetapi Tuhan dikarenakan untuk menghargai akan usaha-usaha dan jerih
payah Hadhrat Khadijah as, Dia mengirimkan empat wanita dari sorga untuk
membantu Khadijah yang beriman itu. Mereka telah datang, tetapi setelah
Khadijah melihat wanita-wanita yang tidak dikenalinya itu, beliau
menjadi heran dan kaget; salah satu dari mereka memperkenalkan
wanita-wanita yang bersamanya dengan demikian: Wahai Khadijah! Kami
adalah utusan-utusan Tuhan untuk memberikan khidmat kepadamu dan saya
adalah Sarah dan ini, adalah Asiyah – yang menjadi kawanmu di sorga –
dan yang lainnya itu, adalah Maryam putri ‘Imran, dan juga wanita
terakhir adalah ibu dari seluruh manusia dan juga ibu kami yaitu Hawa.
Tuhan mengirim kami untuk berkhidmat kepadamu.
Sama seperti
wanita-wanita yang lain, satu duduk di sebelah kanannya dan satunya
lagi di sebelah kirinya dan yang ketiga berdiri berhadapan dengannya dan
yang ke empat berada di belakang kepalanya. Fatimah telah lahir dalam
keadaan bersih dan suci dan karena telah datang ke bumi ini, cahaya
memancar darinya dan cahaya ini tidak hanya membuat seluruh rumah-rumah
di Mekkah bersinar bahkan tidak sebuah titikpun di timur dan barat
tertinggal dari alam ini kecuali di sana terpencar dari cahaya Fatimah.
Dalam keadaan ini, sepuluh orang Haurul’ain yang setiap darinya di sertai dengan ember dan pasu
air
sorga yang di penuhi dari air kautsar, dan telah memasuki rumah
Rasulullah SAW dan memandikan Fatimah dengan air kautsar tersebut dan
setelah itu, mereka membawa dua lembar kain putih dan harum dan membalut
bayi tersebut dengannya. Fatimah pada detik-detik pertama terlihat kata
di bibirnya dan berkata demikian: “Asyhadu an la ilaha illallah wan
an abi rasulillah sayyid Al-Anbiyaa wa an bi’ali sayyid al-wasiyaa wa
waladi saadatan al-asbaath; Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain dari Tuhan yang Esa, dan ayahku Rasulullah SAW adalah pemimpin
para Nabi, dan suamiku adalah penghulu para wasy dan putra-putraku
adalah pemimpin dari anak-anak Nabi.”
{ 2 }
Tuhan berkata: {Man yattaqillaha yaj’al lahu makhrajan}, {Wa yarzuqhu min haitsu la yahtasibu}
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar darinya”, “Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar