Wejangan Spiritual Maulana Syaikh Ghauts Hasan
(Dikutip dari kitab"Irsyad 'ala Salikin - Bimbingan Bagi Para Penempuh Jalan Ruhani)
A’udzubillahi minasysyaithanirrajiim
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala Alihi Muhammad wa Ashabihil Akhyaar.
Allah Ta’ala Berfirman :
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(Qur’an surah an Nisaa ayat 69)
Secara garis besar, Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa seluruh maqam spiritual yang ada dikelompokkan menjadi empat golongan ; Yang pertama adalah maqam Nubuwwah (Kenabian), mereka adalah para Rasul dan Anbiya Alahimu Shalatu wa Salam yang diutus Allah kepada umat manusia untuk menyampaikan risalah-Nya, tidak ada seorangpun yang dapat mencapai maqam ini setelah Rasulullah Saww, karena beliau adalah Khatamul Anbiya’u wal Mursalin, beliau adalah penutup bagi maqam nubuwwah ; Yang kedua adalah maqam Shiddiqin, mereka adalah orang-orang yang selalu bersama kebenaran, mereka adalah pengikut setia daripada maqam Nubuwwah, merekalah orang-orang yang senantiasa ada pertama kali dalam mengikuti kebenaran, dan melalui merekalah kebenaran akan dikenali ; Yang ketiga adalah maqam Syuhada, mereka adalah orang-orang yang bersaksi akan kebenaran Allah Ta’ala, mereka mengarahkan pandangannya hanya kepada Nya. Tidak ada sesuatu yang mereka harapkan melebihi harapan mereka akan ridha Allah Ta’ala ; Yang keempat adalah maqam Shalihin, mereka adalah orang-orang terbaik dari umat manusia didalam ketaatan kepada Allah. Mereka senantiasa mengikuti petunjuk dan tuntunan dari orang-orang yang terdahulu didalam ketakwaan, mereka inilah yang menjadi permata dari hamba-hamba Allah.
Golongan umat Islam telah keliru menilai bahwa Sayyidina Abu Bakar adalah pemimpin shiddiqin, padahal sayyidina Abu Bakar sendiri berkata,“Aku bukanlah yang terbaik diantara kalian selama ada Ali bin Abi Thalib ditengah-tengah kalian.” Sesungguhnya Imam Ali kw adalah satu-satunya yang menyandang gelar pemimpin shiddiqin, tidak ada seorangpun yang melebihi Imam Ali diantara seluruh umat Rasulullah Muhammad Saww. Tidak ada seorangpun diantara umat Islam ini dapat menyamai atau melebihi derajat Ahlulbait Rasulullah Saww dalam kedudukan disisi-Nya, apalagi melebihi Imam Ali kw sebagai penghulu dari Ahlulbait. Hal ini adalah kebenaran yang tidak dapat dibantah, semua sahabat memiliki keutamaan masing-masing termasuk Sayyidina Abu Bakar, namun tidak ada seorangpunpun yang pantas untuk dibandingkan dengan Ahlulbait, karena Ahlulbait adalah sumber keutamaan. Mengenai hal ini Rasulullah Saww bersabda :
“Orang yang termasuk penghulu shiddiqin ada tiga. Pertama adalah Habib an Najjar, salah seorang keluarga Yasin yang beriman, yang mengatakan,”Wahai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu.” Yang kedua adalah Hizqil, salah seorang budak Fir’aun yang beriman yang mengatakan (Kepada Fir’aun), “Apakah engkau akan membunuh seseorang karena dia menyatakan Tuhanku adalah Allah?” Shiddiqin yang ketiga adalah Ali bin Abi Thalib, dia adalah yang terunggul diantara mereka semua.”
(HR. Ibnu Asakir ; Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim dalam kitab “Al Marifah” dari Abu Laila, dengan tingkatan hadits hasan menurut persyaratan Bukhari dan Muslim ; Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ibn an Najjar dari Abdullah bin Abbas)
Rasulullah Saww bersabda :
“Ada tiga orang dari tiga umat yang tidak pernah menyekutukan Allah sekejap matapun. Yaitu Ali bin Abi Thalib, Shahib Yasin, dan orang yang beriman dari kalangan keluarga Fir’aun. Mereka semua adalah para Shiddiqun ; Habib an Najjar “Mu’min” atau Shahib Yasin ; Hizqil yang beriman dari keluarga Fir’aun ; dan Ali bin Abi Thalib. Ali adalah yang paling utama diantara mereka.”
(Muhammad bin Yusuf al Kanji al Qurasyi dalam kitab “Kifayat al Thalib” bab. 24)
Dan karena hadits diataslah Imam Ali bin Abi Thalib kw pernah berkata, “Aku adalah Shiddiq al Akbar, siapapun selain aku tidak berhak mengatakan menyandang maqam ini.”
(HR. Ibnu Najjar dari Abdullah bin Abbas ; Abu Nu’aim dalam kitab “Al Marifah” dari Abu Laila ; Sayyid Ismail bin Mahdi al ghurbani al Hasani dalam kitab “Nafas ar Rahman fi ma li Ahbab Allah min ‘Uluww asy Syan”, Terbitan Mu’assasah Dar al Fikr, Abu Dhabi – Uni Emirat Arab, cetakan ke 4, Ramadhan 1410H / 1990 M)
Maqam shiddiqin adalah maqam yang sangat tinggi, inilah maqam tertinggi dibawah kenabian, sehingga diantara para waliyullah pun hanya sedikit orang yang berhak menyandang derajat ini. Shiddiq artinya benar, maka mereka yang termasuk dalam kelompok shiddiqin adalah orang-orang yang senantiasa benar setiap ucapan, bersitan hati, dan perbuatannya. Mereka tidak pernah berpaling dari kebenaran, dan selalu ada untuk menegakkan kebenaran. Dalam setiap jaman mereka dipimpin oleh “Shiddiq al Akbar”, dan shiddiq al Akbar untuk umat Rasulullah Muhammad Saww adalah Imam Ali kw. Tidak ada seorang waliyullah pun yang mendapatkan maqam kewalian, melainkan mereka memperolehnya karena berkah Imam Ali kw, karena beliaulah pemimpin para waliyullah, dan melalui beliaulah ilmu-ilmu Ilahiyyah mengalir kedalam hati para waliyullah, karena Imam Ali kw adalah “Babul ilmi,” gerbang dari samudera ilmu Rasulullah Saww.
Tidak diragukan lagi bahwa manusia paling agung diantara seluruh sahabat Rasulullah Saww adalah Imam Ali bin Abi Thalib kw. Beliau adalah orang yang tidak pernah menyembah berhala, beliau laki-laki yang paling pertama beriman kepada Allah dan Rasulullah Saww, beliau yang pertama kali melaksanakan shalat bersama Rasulullah Saww, beliau orang yang tidak pernah merasakan khamr, beliaulah satu-satunya orang yang lahir didalam Ka’bah, darah adalah hal yang najis, namun darah Imam Ali kw adalah darah yang suci, sehingga Allah mengijinkan beliau lahir didalam Baitullah. Imam Ali kw adalah orang yang rela mengorbankan nyawanya menggantikan Rasulullah Saww ketika hijrah. Beliau adalah lulusan terbaik dari madrasah Nubuwwah, yang dididik semenjak kecil oleh Rasulullah Saww. Sehingga beliau Saww bersabda tentang Imam Ali kw :
“Kalau keimanan Ali dan keimanan umatku ditimbang, tentu keimanan Ali lebih berat dari keimanan (seluruh) umatku hingga hari kiamat.”
(HR. Ahmad didalam Al Musnad ; Ibnu Maghazali didalam Al Manaqib ; al Khatib al Khawarizmi didalam kitab Al Manaqib ; al Hafidz Sulaiman al Qunduzi al Hanafi didalam kitab Yanabi al Mawaddah)
Diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, bahwa Rasulullah Saww bersabda :
“Kalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan pada satu piringan timbangan, dan keimanan Ali diletakkan pada piringan timbangan yang lain, tentu keimanan Ali lebih berat.”
(Imam at Tsa’labi didalam kitab tafsirnya ; al Khawarizmi didalam kitab Al Manaqib ; Mir Sayyid Ali al Hamdani didalam Mawaddah al Qurba pada mawaddah ketujuh)
Rasulullah Saww bersabda kepada Imam Ali kw :
“Engkaulah saudaraku, penerima wasiatku, pembantuku, ahli warisku, hakim bagi agamaku, dan penerus kepemimpinan sepeninggalku.”
(HR. Ahmad didalam kitab “Al Musnad” ; Ibnu al Maghazali asy Syafi’i didalam kitab “Al Manaqib” ; at Tsa’labi didalam kitab tafsirnya)
Jabir bin Abdullah al Anshari meriwayatkan bahwa ketika kaum muhajirin dan anshar berkumpul, Rasulullah Saww bersabda kepada Imam Ali ditengah-tengah hadirin :
“Wahai Ali, kalau ada seseorang yang menyembah Allah dengan sungguh-sungguh beribadah, namun kemudian dia ragu-ragu kepadamu dan kepada Ahlulbaitmu karena kalian adalah manusia yang paling utama, maka orang itu berada didalam neraka.” Kemudian sebagian besar orang-orang yang ada di majelis itu mengucapkan istighfar kepada Allah Ta’ala, karena mereka mengira ada orang lain yang lebih utama dari Imam Ali kw.
(Allamah Mir Sayyid Ali al Hamdani didalam Mawaddah al Qurba pada mawaddah ketujuh ; Sayyid Ismail bin Mahdi al ghurbani al Hasani dalam kitab “Nafas ar Rahman fi ma li Ahbab Allah min ‘Uluww asy Syan”, Terbitan Mu’assasah Das al Fikr, Abu Dhabi – Uni Emirat Arab, cetakan ke 4, Ramadhan 1410H / 1990 M)
Rasulullah Saww bersabda :
“Ali adalah manusia yang terbaik, barangsiapa yang menolaknya (Dalam riwayat lain siapa yang meragukannya) maka dia benar-benar kafir.”
(al Muttaqi dalam kitab Kanzul Ummal juz.6, hal.159 dari Imam Ali, Abdullah bin Abbas, Ibnu Mas’ud, dan Jabir bin Abdullah ; Jalaluddin al Suyuthi dalam kitab al Jami ash Shagir juz.2, hal. 20-21 ; Allamah al Kanzi al Syafi’i dalam kitab Kifayat al Thalib bab.62, hal.119 cetakan al Ghur, th.1356H dari Imam Ali, Aisyah, Hudzaifah, Jabir bin Abdullah, dan Atha ; Al Hafizh Ibnu Asakir dalam kitab tarikh juz.50 ; Abu Khatib didalam Tarikh Baghdad)
Para waliyullah memperoleh derajat kewalian karena berkah Imam Ali kw, begitupun para sahabat memperoleh kemuliaan karena mengikuti Imam Ali. Sayyidina Umar bin Khattab mengatakan,“Kalau tidak ada Ali niscaya Umar celaka, kalau tidak ada Ali niscaya Umar binasa.” Sayyidina Umar disebut al Faruq oleh para sahabat lain karena dia mengikuti Imam Ali kw yang merupakan “Al Faruq al Azham” (Pembeda yang agung) mengenai hal ini Rasulullah Saww bersabda :
“Sepeninggalku akan terjadi fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali bin Abi Thalib. Dialah orang yang pertama melihatku, dialah yang pertama menyalamiku pada hari kiamat, dia bersamaku dilangit yang tinggi, dialah al Faruq al Azham yang menjadi pembeda antara kebenaran dengan kebatilan.”
(Al Hafidz Sulaiman al Qunduzi al Hanafi dalam kitab Yanabi al Mawaddah bab.56 yang meriwayatkan dari kitab al Sa’bin fi Fadhail Amir al Mukminin hadits no.12 dari Abu Dzar al Ghiffari ; Allamah al Kanzi al Syafi’i dalam kitab Kifayat al Thalib bab.44 dari Abu Laila al Ghifari dan Abdullah bin Abbas, menurutnya hadits ini hasan ali ; Allamah Mir Sayyid Ali al Hamdani didalam Mawaddah al Qurba pasal 6 dari Abu Laila al Ghifari)
Imam Ali kw adalah salah seorang manusia suci yang dijaga dan dipelihara oleh Allah Ta’ala dengan Firman Nya :
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
(Qur’an surah al Ahzab ayat 33)
“Alhamdulillahiladzii ja’alana minal mutamasikiina bi wilayati Ali”
Segala puji dan syukur kepada Allah yang telah mengelompokkan kita sebagai pengikut Imam Ali bin Abi Thalib kw, beliaulah Syaikh kedua didalam silsilah thariqah Hasan wa Husein yang diberkahi ini. Karena itu sudah sepatutnya kita merasa bangga akan hal ini, kemudian kita semua harus bersungguh-sungguh didalam mengikuti dan meneladani setiap jejak langkah beliau. Karena setiap murid thariqah ini yang bersungguh-sungguh didalam ketaatan dan kecintaan kepada Allah, Rasulullah dan Ahlulbaitnya – Alaihimu Shalatu wa Salam – kelak di yaumil akhir akan berada pada mimbar-mimbar cahaya bersama dengan mereka semua.
Wa minAllahu at taufik, wa salallahu ala Sayyidina Muhammad wa alihi wasallam
Alhamdulillahirabbil alamin.
Sayyidina Abu Bakr R.A juga ahlul bait beliau mertua Baginda Nabi Muhammad SAW, apa alasan anda tidak memasukkan Sayyidina Abu Bakr R.A bukan ahlulbait ? Semua sahabat baginda nabi itu seutama utamanya hamba Allah setelah Rasulullah SAW, jika Allah menilai sahabat 4 tersebut adalah hamba yg utama dan pasti surganya, laah anda ini cuma apa ?
BalasHapus