|
Salamun 'ala Ar-ridha as |
Sebagai manusia suci (maksum), Imam Ali bin Musa
ar-ridha
‘alaihima salam sungguh
memiliki akhlak yang sangat mulia. Ketika kita membuka lembaran sejarah
kehidupan beliau, kita akan menyaksikan betapa akhlak Rasul saww mengalir deras
dalam diri beliau. Kelembutan beliau terhadap orang lemah, kesederhanaan
beliau, penghormatan beliau terhadap
seluruh makhluk membuat siapapun, entah kawan atau lawan, akan mengakui
keutamaan beliau. Khalifah Makmun pernah berkata dengan kepada Fadhl bin Shahl dan saudaranya, ‘
tidak ada seorang pun yang lebih pandai di
muka bumi ini melebihi orang ini (Imam Ali Ridha as)’ (
al-irsyad, jil 2, hal 361). Ibnu Majah juga pernah berkata, ‘
ia (Imam Ali Ridha) adalah pemimpin Bani
Hasyim dan Makmun mengagungkannya dan memuliakannya…’ (
a’yanusy-syi’ah, jil 4, hal 85)
Akhlak
beliau yang sangat tinggi membuat siapapun pasti akan mengagumi dan menghormati
beliau. Ibrahim bin Abbas pernah berkata, ‘aku
tidak pernah melihat dan mendengar ada seseorang yang lebih mulia dari Abul
Hasan Ar-ridha ; ia tak pernah bersikap kasar kepada siapapun, tidak pernah
memotong ucapan seseorang, tidak pernah menolak hajat (kebutuhan ) seseorang,
tidak memanjangkan kedua kakinya dalam suatu majelis (perkumpulan), tidak
mencaci pembantu-pembantunya, baik pria atau wanita, tidak pernah
terbahak-bahak dalam tertawa, ia makan bersama pembantu-pembantunya, sedikit
tidur pada malam hari, menghidupkan sebagian besar malam-malamnya, dari awal
hingga akhir malam, banyak berbuat baik dan bersedekah, dan kebanyakan
dilakukannya di malam-malam yang gelap’ (‘uyunul akhbar ar ridha as, jil
1, hal 184).
|
Makam Imam Ali Ar-ridha as di Masyhad |
Betapa Imam
telah mewariskan ‘barang berharga’ yang wajib kita ambil dan miliki. Imam
pernah berkata, ‘
yang paling dekat
tempat tinggal kalian dariku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya
dan paling baik terhadap keluarganya.’ Beliau telah mengajari kita tentang
akhlak mulia. Tidak dengan ucapan tapi juga dengan perbuatan. Beliau selalu membimbing pengikutnya agar
senantiasa mengikuti akhlak Rasulullah saww. Imam berkata, ‘
tidaklah seorang mukmin disebut sebagai
Mukmin (yang hakiki) sehingga ia menyandang tiga karakter : mengikuti hukum
Allah, sunnah Rasul-Nya dan sunnah wali-Nya. Adapun mengikuti hukum Allah adalah
menyimpan rahasia. Sebagaimana firman-Nya, ‘Dia yang mengetahui segala yang
tersembunyi dan tidak mengabarkan kepada
siapapun kecuali kepada orang-orang yang telah mendapat ridho-Nya.’ Adapun
sunnah Rasul-Nya yaitu berusaha untuk beradaptasi dengan manusia di sekelilingnya. Sesungguhnya
Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk beradaptasi dengan selain-Nya, sebagaimana
firman-Nya, ‘mintalah maaf dan perintahkanlah berbuat kebaikan.’ Adapun
mengikuti sunnah para wali-Nya yaitu hendaknya bersabar di saat ada kesulitan
dan bencana.’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar