Jumat, 31 Oktober 2014

Belajar Dari Indahnya Akhlak Imam Ali Ar-ridho as



Salamun 'ala Ar-ridha as
Sebagai  manusia suci (maksum), Imam Ali bin Musa ar-ridha ‘alaihima salam sungguh memiliki akhlak yang sangat mulia. Ketika kita membuka lembaran sejarah kehidupan beliau, kita akan menyaksikan betapa akhlak Rasul saww mengalir deras dalam diri beliau. Kelembutan beliau terhadap orang lemah, kesederhanaan beliau,  penghormatan beliau terhadap seluruh makhluk membuat siapapun, entah kawan atau lawan, akan mengakui keutamaan beliau. Khalifah Makmun pernah berkata dengan kepada Fadhl  bin Shahl dan saudaranya, ‘tidak ada seorang pun yang lebih pandai di muka bumi ini melebihi orang ini (Imam Ali Ridha as)’ (al-irsyad, jil 2, hal 361). Ibnu Majah juga pernah berkata, ‘ia (Imam Ali Ridha) adalah pemimpin Bani Hasyim dan Makmun mengagungkannya dan memuliakannya…’ (a’yanusy-syi’ah, jil 4, hal 85)

                Akhlak beliau yang sangat tinggi membuat siapapun pasti akan mengagumi dan menghormati beliau. Ibrahim bin Abbas pernah berkata, ‘aku tidak pernah melihat dan mendengar ada seseorang yang lebih mulia dari Abul Hasan Ar-ridha ; ia tak pernah bersikap kasar kepada siapapun, tidak pernah memotong ucapan seseorang, tidak pernah menolak hajat (kebutuhan ) seseorang, tidak memanjangkan kedua kakinya dalam suatu majelis (perkumpulan), tidak mencaci pembantu-pembantunya, baik pria atau wanita, tidak pernah terbahak-bahak dalam tertawa, ia makan bersama pembantu-pembantunya, sedikit tidur pada malam hari, menghidupkan sebagian besar malam-malamnya, dari awal hingga akhir malam, banyak berbuat baik dan bersedekah, dan kebanyakan dilakukannya di malam-malam yang gelap’ (‘uyunul  akhbar ar ridha as, jil 1, hal 184).
Makam Imam Ali Ar-ridha as di Masyhad
Betapa Imam telah mewariskan ‘barang berharga’ yang wajib kita ambil dan miliki. Imam pernah berkata, ‘yang paling dekat tempat tinggal kalian dariku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya dan paling baik terhadap keluarganya.’ Beliau telah mengajari kita tentang akhlak mulia. Tidak dengan ucapan tapi juga dengan perbuatan.  Beliau selalu membimbing pengikutnya agar senantiasa mengikuti akhlak Rasulullah saww. Imam berkata, ‘tidaklah seorang mukmin disebut sebagai Mukmin (yang hakiki) sehingga ia menyandang tiga karakter : mengikuti hukum Allah, sunnah Rasul-Nya dan sunnah wali-Nya. Adapun mengikuti hukum Allah adalah menyimpan rahasia. Sebagaimana firman-Nya, ‘Dia yang mengetahui segala yang tersembunyi  dan tidak mengabarkan kepada siapapun kecuali kepada orang-orang yang telah mendapat ridho-Nya.’ Adapun sunnah Rasul-Nya yaitu berusaha untuk beradaptasi  dengan manusia di sekelilingnya. Sesungguhnya Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk beradaptasi dengan selain-Nya, sebagaimana firman-Nya, ‘mintalah maaf dan perintahkanlah berbuat kebaikan.’ Adapun mengikuti sunnah para wali-Nya yaitu hendaknya bersabar di saat ada kesulitan dan bencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar