(assalamualaik ya amirul mukminin )
Pada
waktu subuh, hari ke 19 bulan suci Ramadhan, setelah azan subuh
dikumandangkan Imam Ali memasuki masjid dan suara beliau yang indah
terdengar membangunkan orang-orang yang tertidur di dalamnya. “Ayuhan
naas, assholah”, wahai manusia, waktu sholat telah tiba bangkitlah!
________________
Pada
tahun ke empat puluh, sekelompok dari kaum Khawarij berkumpul di kota
Makkah dan menagisi orang-orang yang terbunuh pada peperangan Nahrawan.
Tiga orang dari mereka satu sama lainnya saling mengikat janji untuk
membunuh Amirul mukminin Ali as, Amru bin Ash dan Muawiah, pada satu
malam yang sama.
Ibnu Muljam mendapat tugas untuk
membunuh Ali as dan telah memasuki kota Kuffah. Dengan dibantu oleh
seorang perempuan bernama Qutham bunti Akhdor, dan Ibnu Muljam
dijanjikan akan menikah dengannya, juga dibantu oleh Syabib bin Bajrah
dan Wardan bin Mujalah, rencana itupun disususn dan dilakukan.
Pada tanggal
13 bulan Ramadhan tahun 40 H, Imam Ali as setelah menyekesaikan
peperangan Nahrawan, telah mendapat berita akan kesyahidannya[1].
Pada hari itu beliau berdiri di atas mimbar, menyampaikan ajaran-ajaran
islam dan setelah menjelaskan kebenaran-kebenaran akan hakekat islam,
beliau bersabda kepada anak sulungnya Imam Hasan as: hingga saat ini
berapa hari dari bulan Ramadhan telah lewat? Imam hasan berkata: telah
lewat 13 hari, kemudian beliau bertanya kepada Imam Husain: kemudian
berapa hari tersisa? Imam Husain berkata: Tersisa tinggal 17 hari.
Ketika itu Amirul Mukminin mengusap hiasannya yang mulia (jenggotnya)
dan bersabda: sudah dekat waktunya rambutku ini tersimbahkan dengan
darah
Pada malam ke 16 bulan Ramadhan
tahun 40 H, Imam Ali as bermimpi bertemu dengan Rasulullah saww, dan
beliau memberi kabar gembira kepada Amirul Mukminin akan kedekatan waktunya untuk bertemu dengan beliau di surga. Kemudian beliau memberitahu kepada putrinya Ummu Kulsum. [2] Dan pada malam ke 19 ia akan berbuka puasa di rumahnya.[3]
Pada malam 19 bulan Ramadhan tahun
40 H, dua orang bernama Wardan dan Syabib, keduanya bersama Ibnu Muljam
ikut andil dalam mensyahadahkan
Amirul Mukminin as, dan keduanya mati
terbunuh dalam pertengkaran.[4]
Pada waktu subuh, hari ke 19 bulan
suci Ramadhan, setelah azan subuh dikumandangkan Imam Ali memasuki
masjid dan suara beliau yang indah terdengar membangunkan orang-orang
yang tertidut di dalamnya. “Ayuhan naas, assholah”, wahai manusia, waktu
sholat telah tiba bangkitlah!
Kemudian beliau memulai sholatnya.
Ketika pada rakat pertama beliau mengangkat kepala dari sujudnya Syabib
melancarkan serangannya kepada Ali as, namun pedangnya terpeleset dan
salah keluar dari sasaran, secara sontak Ibnu Muljam (semoga laknat
Allah tercurah padanya) melancarkan serangannya dan pedangnya membelah
bagian tengah kepala mulia Ali as dan jenggot mulia beliau bersimbahkan
darah yang keluar dari kepala yang terbelah oleh pedang, dan suara
sucinya terdengar keras: “Bismillah wa billah wa ala millati Rasulillah,
fuztu wa rabbil Ka’bah”. Dengan nama Allah, dan demi Allah, dan atas agama dan ajaran Rasulullah, aku telah jaya (menang, bebas) dan demi Tuhan Ka’bah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar