Pada suatu hari ketika Sayyidina Imam
Hasan dan Imam Husain a.s. menderita sakit dimasa kecilnya, Rasulullah
akhirnya datang ke rumah Sayyidina Ali (karramallahu wajhahu) dan
Sayyidah Fathimah untuk menjenguk kedua cucunya yang sakit tersebut.
Saat melihat kedua buah hatinya, Rasulullah(saaw) bersabda kepada Sayyidina Ali (kw):
nazarlah, supaya Allah menghilangkan penyakit mereka!”
Setelah mendengar itu, Sayyidina Ali (kw) seketika mengucapkan:
Ya Allah jika kedua anakku ini sembuh maka aku akan berpuasa selama tiga hari.
Istri beliau, Sayyidah Fathimah juga
bernazar demikian; bahkan Imam Hasan Dan Imam Husain – kendati usia
mereka masih kecil- melakukan hal yang sama yaitu mengikuti orang tua
mereka berpuasa selama tiga hari. Dan Fidhzah, pembantu rumah mulia itu,
diriwayatkan juga ikut bernazar hal yang sama.
Tak lama kemudian penyakit dua buah hati Rasul tersebut hilang, dan tiba saatnya bagi mereka untuk melaksanakan nazar.
Pada hari pertama, Sayyidina Ali (kw) telah menyiapkan tepung jo (sejenis gandum; kwalitasnya lebih rendah dari gandum) untuk buka puasa selama tiga hari tersebut dan tepung tersebut dibagi menjadi tiga bagian.
Satu bagian darinya diperuntukkan untuk membuat roti sebagai santapan buka puasa pada hari pertama.
Saat hendak berbuka, terdengar suara
ketukan pintu, penghuni rumah menuju pintu untuk mengetahui siapa
gerangan yang berada di balik pintu.
Ternyata di situ sudah berdiri seseorang yang berkata:
Salam atasmu wahai Ahlul bait. Kemudian dia berkata, aku adalah orang miskin dan butuh bantuan, maka bantulah diriku!
Sayyidina Ali (kw) memberikan rotinya
kepada orang miskin tersebut, Sayyidah Fathimah juga melakukannya,
bahkan kedua putra mereka al-Hasan dan al-Husain (as) juga menyedekahkan
jatah buka puasanya yang tak lain sepotong roti kepada orang miskin
yang datang tadi. Dan pada hari itu mereka berbuka dengan air putih
saja.
Hari kedua, mereka juga berpuasa dan dengan sepertiga tepung sisa tadi mereka siap berbuka puasa, akan tetapi terdengar suara dari luar rumah yang berkata:
” Salam atasmu wahai Ahlul bait.
Merekapun keluar dan bertanya: siapakah
anda dan apa keperluanmu? Dia menjawab, saya salah seorang anak yatim di
kota ini, saya lapar, tolong berikan saya makanan untuk mengisi perut
yang kosong ini.
Kembali Sayyidina Ali (kw) memberikan
jatah buka puasanya kepada yatim itu dan anggota keluarga yang lain juga
dengan penuh keikhlasan mengikuti beliau. Dengan demikian malam kedua
sama seperti malam pertama, buka puasa mereka dengan air putih saja.
Pada hari ketiga sesuai nazar, mereka menyempurnakan puasa mereka dan sebagaimana hari pertama dan kedua kisah itu terulang lagi.
Kali ini seorang budak yang datang dan
meminta bantuan dari keluarga suci ini, lagi-lagi seluruh keluarga ini
memberikan jatah buka puasa mereka kepadanya dan untuk ketiga kalinya
mereka berbuka dengan air saja. Dan akhirnya nazar itu terbayar juga.
Pada hari berikutnya, Rasulullah Saw
sangat sedih melihat imam Hasan dan imam Husain dalam keadaan lemas yang
akibatnya badan mereka bergetar. Di sisi lain, mata sayyidah Fathimah
cekung.
Beliau bertanya kepada Sayyidina Ali
(kw): wahai Ali, kenapa putra-putra ku begitu lemah seperti ini dan
kenapa raut muka putriku Fathimah memudar?
Sayyidina Ali (kw) menuturkan kisah yang
telah mereka alami dan pada saat itu malaikat Jibril datang dengan
membawa ayat-ayat al-Qur’an surat Al-Insan 5-10.
Kisah ini sebagai sebab turunya al-qur’an surat al-insan 5-10:
إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُورًا
إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
Sesungguhnya orang- orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas ( berisi minuman ) yang campurannya adalah air kafur. ) yaitu) mata air ( dalam surga )yang daripadanya hamba- hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik- baiknya.
Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana- mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ( ucapan ) terima kasih.
Sesungguhnya Kami takut akan(azab ) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang- orang bermuka masam penuh kesulitan.(Surah Al-Insan, 5-10).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar