Selasa, 19 Agustus 2014

Nabi Muhammad Saw. Penggagas Ritual Ratapan Atas Kesyahidan Imam Husain As.



Setiap kali bulan Muharram tiba, para pecinta Rasulullah saw. dan pengikut setia Ahlulbait as. di seluruh penjuru dunia memperingati kesyahidan Imam Husain as.; cucu terkasih Nabi Muhammad saw. Mereka meperingatinya dengan membaca kembali sejarah tragedi Karbala yang sangat memilukan dan menyayat hati setiap yang orang yang memliki nurani sehat… Mereka mencucurkan air mata kesedihan, meratapi kesyahidan Imam Husain as. dan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan munafik yang biadab terhadap keluarga dan keturunan Nabi saw.!

Namun di balik sana, ada sekelompok yang menamakan dirinya sebagai umat Nabi Muhammad saw. namun mereka merayakannya sebagai hari kejayaan Islam dan kemenangan sang Khalifah Amirul Mukminin Yazid putra Mu’awiyah putra Abu Sufyan yang telah membantai keluarga suci Nabi Muhammad saw.!

 Hari Asyûrâ’ menjadi hari penuh kebahagiaan bagi bani Umayyah dan pengikut mereka! Lalu sebagian kaum Muslimin tertipu oleh kepalsuan propaganda sesat bani Umayyah.

Dalamkesempatan ini, kami hanya akan mencari tau akar dan asal muasslam tradisi masyrû’iyyah menangisi kesyahidan Imam Husain as.? hanya itu sementara yang saya ningin terlusuri… mengingat ada sebagian anggapan yang salah dengan menuduuhnya sebagai tradisi buruk yang dilarang dalam Islam!

Nabi saw. lah yang Mencontohkan Dan Mengajarkan Kepada Umat Islam Dimasyrû’kannya Menangisi Imam Husain as.!

Dalam banyak hadis shshih disebutkan bahwa sesaat setelah Imam Husain as. lahir dan dibawakan kepangkuan suci Nabi saw. beliau menggendongnya dan mengumandangkan adzan di telinga kanan Husain dan iqamah di telinga kirinya… Setelahnya beliau saw. meneteskan air meta kesedihan atas cucu tercintanya tersebut.. ketika ditanya mengapa beliau menangis, beliau menjawab bahwa Malaikat Jibril as. baru saja mengabarkan kepada beliau bahwa cucu tercintanya ini krlak akan dibantai oleh sekawanan orang yang mengaku sebagai umatnya… beliau bersabda bahwa mereka tidak akan mendapakan syafa’at beliau.

Hadis-hadis tentang masalah ini sangat banyak jadi tidak mungkin disebutkan seluruhnya di sini. Tetapi paling tidak satu hadis dapat meyakinkan kita jika kita memang beriman kepada kesucian sunnah Nabi saw.

Para ulama meriwayatkan bahwa: Ketika Husain as. lahir, Nabi saw. berkata kepaqda Asmâ’, “Hai Asmâ’, bawakan kemari putraku!” Lalu aku bawakan dia kepada beliau dalam kain selimut berwarna putih, beliau mengumandangkan adzan di telinga kanan Husain dan iqamah di telinga kirinya, setelahnya beliau meletakkannya di pangkuannya dan beliau menangis.
Asmâ’ berkata, “Semoga ayah dan ibuku sebagai tebusan bagi Anda, mengapa Anda menangis?”
Beliau saw. bersabda, “Aku menangisi putraku ini.”

Aku berkata, “Bukankah ia baru saja lahir. Ini adalah saat gembira, lalu bagaimana ANda menangis?”
Beliau saw. bersabda, “Hai Asmâ’ ia akan dibunuh oleh Fi’atun bâghiyah (kelompok pembangkang). Semoga Allah tidak memberi mereka syafa’atku.”

Lalu beliau bersabda kepada Asmâ’, “Hai Asmâ’ jangan engkau kabarkan berita ini kepada putriku Fatimah, ia baru saja melahirkannya.”[1]

[1] Banyak sekali rujukan yang menjadi sumber hadis di atas, di antaranya Jawâhir al Aqdain; as Samhudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar