Jumat, 08 Agustus 2014

Ulama Iran: Albert Einstein seorang muslim Syiah

Seorang ulama Iran mengklaim bahwa Albert Einstein, ilmuan terbesar abad ke-20 yang mengembangkan teori relativitas, adalah seorang muslim Syiah. Ini seperti dilaporkan Radio Israel, (8/3/2014).

Laporan tersebut mengutip video dari Ketua Majelis Ahli Iran, Ayatollah Mahadavi Kani, yang mengatakan ada dokumen yang bisa membuktikan bahwa ilmuwan Yahudi itu memeluk Islam Syiah dan menjadi seorang pengikut Ja’far al-Sadiq, seorang imam Syiah abad ke-8, seperti dilansir surat kabar Haaretz, Sabtu (8/3/2014).

Dalam video itu, Kani menjelaskan ketika Einstein mendengar tentang peristiwa kenaikan Nabi Muhammad, sebuah proses yang lebih cepat daripada kecepatan cahaya, dia menyadari hal ini merupakan gerakan relativitas yang sama dengan apa yang Einstein telah pahami.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/3a/Einstein_patentoffice-1-.jpg
Albert Einstein, 1905
“Einstein berkata, ‘ketika saya mendengar tentang kisah Nabi Muhammad dan tentang Ahlul Bait (keluarga nabi), saya menyadari mereka mengerti hal ini jauh sebelum kita,” kata Kani, mengutip perkataan Einstein.
Laporan mengenai Einstein berhubungan dekat dengan Islam juga beredar pada tahun 2012, ketika cucu dari Ayatollah Hossein Borujerdi mengklaim ilmuwan kelahiran Jerman itu berhubungan dengan sang ulama dan telah mengakui Syiah Islam sebagai agama yang paling ilmiah di dunia.
Menurut laporan itu, surat-surat Einstein dengan Ayatollah Borujerdi disimpan dalam sebuah brankas di London.
Perlu diketahui juga bahwa kaum Yahudi terbanyak diluar Israel bukan di Amerika atau di negara-negara Eropa, namun justru berada di Iran yang menganut syiah.
Itu sebabnya kadang beberapa Rabbi Yahudi berkunjung ke Iran karena bersimpati kepada negara Iran. Mereka bersimpati karena di Israel yang berideologi Zionist dan banyak Rabbi yang justru menentang negara Israel dengan ideologi Zionis, namun Islam dan Kristen dikucilkan.
Lain halnya dengan di Iran yang justru merangkul semua golongan agama (kecuali Zionis Israel), karena mereka dilindungi hak-haknya. Hal itulah yang membuat Iran maju dibidang teknologi.
Semua itu tercapai berkat warga negaranya termasuk yang dari turunan Yahudi untuk ikut serta dalam mengembangkan teknologi untuk negaranya. Dalam hal ini termasuk Albert Einstein, ilmuwan Yahudi beraliran syiah yang menjadi warga negara Amerika
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/Einstein_1921_portrait2.jpg/384px-Einstein_1921_portrait2.jpg
Albert Einstein pada tahun 1921
Memang selama ini aliran syiah tak diakui oleh semua aliran Islam lainnya, bahkan dianggap aliran sesat. Hal ini terjadi karena mereka hanya mengkultuskan Imam Ali dibanding imam-imam lainnya, dan fakta ajarannya pun menyimpang dari apa yang telah dianjurkan.

Hal itu terjadi karena mereka menganggap bahwa imam Ali yang merupakan turunan nabi Muhammad SAW dituduh telah dibunuh oleh imam-imam yang tak sepaham dengannya.
Padahal itu semua fitnah, namun anggaplah diluar itu, dan mari kita sedikit berfikir diluar kotak… mungkin memang sudah jalannya dan takdir dari Allah agar tak ada lagi turunan Rasulullah.
Rasulullah juga terlahir tak lama kemudian ditinggal ayah dan ibunya, lalu sempat diasuh oleh paman dan kakeknya, namun semuanya juga meninggal sebelum beliau dewasa.

Semua adalah RAHASIA ALLAH, semua keluarga beliau juga dipanggil olehNYA “secara cepat”, mungkin karena Allah tak mau Rasul memiliki dosa, baik itu dosa beliau berperilaku dari kecil hingga remaja terhadap orang tuanya, paman, kekek dan semua saudaranya.
Bahkan saat beliau sudah wafat, Allah tak mau turunan anak cucu beliau akan berdosa hingga ke depannya selama ribuan tahun, untukl itulah maka turunan Rasul juga segera “dipanggil” pulang olehNYA.

Namun keterbatasan pemikiran oleh sebagian ummat masih saja tak mau percaya oleh takdir baik, dan juga takdir buruk, yang semua sudah diatur oleh-NYA. Padahal percaya kepada takdir atau Qada dan Qadar, adalah salah satu Rukun Iman yang HARUS dipercayai oleh segenap lebih dari 1,5 milyar umat muslim seantero dunia.

Qada dan Qadar adalah Rukun Iman keenam. Yaitu mempercayai bahwa segala yang berlaku adalah ketentuan dari Allah semata-mata dan tiada makhluk apapun yang dapat menghindarinya. Wallahualam bissawab. Wallahualam bissawab. Wallahualam bissawab.(sumber).

sumber:IslamIsLogic.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar