Selasa, 12 Agustus 2014

Pesan Imam Khomeini ra

 

 

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang

“Di dalam kongres Nahjul Balaghah apa yang akan dibicarakan dan siapa yang akan diperkenalkan? Para intelektual besar dunia ingin memperkenalkan Amirul Mukminin atau kitab Nahjul Balaghah kepada orang lain? Dengan bantuan dan modal apa kita ingin memasuki wilayah (pembahasan) ini?
Mengenai kepribadian Ali bin Abi Talib, kita berbicara tentang hakekat beliau yang tidak maklum atau dengan pengetahuan tertutup dan bualan tidak sadar kita? Pada dasarnya Ali as adalah seorang manusia mulk (lahiriah dan fisik) dan duniawi yang dibicarakan oleh kalangan mulk atau sebuah maujud malakut (ghaib) yang diukur oleh makhluk-makhluk malakut? Para arif mengenai beliau selain dengan level irfani mereka dan para filsuf dan teolog selain dengan pengetahuan-pengetahuan terbatasnya dengan perangkat apa ingin duduk memperkenalkan beliau as, sampai sejauh mana mereka mengenal beliau as sehingga memberitahukan kita orang-orang yang tidak menyadari pembicaraan. Apa yang diraih para intelektual, pakar akhlak, aref dan filosof dengan seluruh keutamaan dan pengetahuan berharga dari manifestasi komplit Hak berada dalam hijab eksistensi mereka dan cermin terbatas serta hawa nafsu diri sendiri, sedangkan Amirul Mukminin bukan itu. Maka lebih baik kita melalui lambah ini dan mengatakan Ali bin Abi Talib as hanyalah seorang hamba Allah swt dan ini adalah kriteria terbesar beliau as yang dapat disebutkan darinya, murid dan didikan Nabi Agung saw dan hal ini menjadi kebanggaan terbesar beliau as.

Pribadi manakah yang dapat mengklaim bahwa ia seorang “abdullah” (hamba Allah) dan terputus dari seluruh sesembahan kecuali para nabi besar dan wali yang diagungkan karena Ali as adalah hamba yang bebas dari yang lain dan senantiasa bersamaNya yang menyingkap tirai-tirai cahaya kegelapan dan mencapai tambang keagungan di barisan terdepan. Dan pribadi manakah yang mampu mengklaim semenjak kanak-kanak hingga akhir hayat Rasulullah saw berada dalam dekapan, lindungan dan di bawah didikan wahyu dan pembawanya, kecuali Ali bin Abi Thalib yang wahyu dan didikan pembawa wahyu berakar di kedalaman ruh dan jiwanya. Maka dia sesungguhnya adalah abdullah dan didikan abdullah maha agung (Nabi Muhammad saw). Dan adapun kitab Nahjul Balaghah yang adalah gradasi ruh beliau as untuk mengajar dan mendidik kita yang terlelap dalam buaian egoisme dan berada dalam tirai diri sendiri dan bercampur dengan egois, untuk pengobatan dan penyembuhan, untuk penyakit-penyakit individual dan sosial dan sebuah kumpulan yang memiliki berbagai aspek seukuran seorang manusia dan sebuah masyarakat manusia terbesar sejak masa keluarnya hingga sejarah berjalan ke depan, berbagai masyarakat yang terbentuk, negara dan bangsa yang berdiri dan betapa pun kaum intelek, filosof dan peneliti membahas dan tenggelam di dalamnya. Para filosof dan hakim duduk berkumpul untuk mengkaji kalimat-kalimat dalam khutbah pertama pada kitab Ilahi ini dan memanfaatkan pemikiran-pemikiran tingkat tinggi mereka dan dengan bantuan para ahli makrifat dan irfan untuk menafsirkan sebuah kalimat pendek ini dan ingin memuaskan untuk memahami realitanya dengan kebenaran hati nurani mereka dan dengan syarat penjelasan-penjelasan yang dikerahkan dalam area ini tidak menipu mereka dan tidak mempermainkan hati nurani mereka untuk memahami dengan benar dan mereka tidak mengatakan dan tidak melewatkan sehingga mereka memahami area penglihatan anak wahyu dan mengakui ketidakberdayaan sendiri dan orang lain. Kalimat tersebut adalah:
“مع کل شیئ لابمقارنة وغیر کل شیئ لابمزایلة”.
Kalimat ini dan yang semisalnya yang terdapat dalam kalimat-kalimat Ahlu Bait wahyu adalah penjelasan tafsir kalamullah yang berada pada surat Al-Hadid dan turun untuk pemikir-pemikir akhir zaman (اینما کنتم وهو معکم).

Sekarang harapan kita adalah anda dan kaum cendikiawan serta para pemikir yang memikul tanggung jawab yang datang berkumpul dalam konres maha penting Nahjul Balaghah menjelaskan sebatas kemampuan sisi-sisi irfani, filosofis, akhlak, pendidikan, sosial, militer, kultural dan sisi-sisi lain dan memperkenalkan dan memaparkan kitab ini kepada lapisan masyarakat manusia sehingga hal ini menjadi sebuah hal konsumennya adalah manusia-manusia dan otak-otak yang dipenuhi cahaya.
Shalawat dan salam tanpa batas kepada Rasul agung yang mendidik maujud Ilahi seperti ini dalam nauangan beliau dan mengantarkannya kepada kesempurnaan kemanusiaan yang layak.

Dan salam kepada maula kita yang adalah teladan manusia dan Qur’an hidup (natheq), namanya tetap abadi dan beliau sendiri adalah teladan kemanusiaan dan manivestasi ism a’dham (nama maha agung). Dan salam kepada anda sekalian kaum cendikiawan yang sedang menempuh jalan untuk mencapai tujuan-tujuan tinggi kitab suci ini dengan usaha keras penuh nilai dan manfaat.”
Wassalam ‘ala ‘ibadillahi ash-shalihin (Dan salam kepada hamba-hamba-Nya yang saleh)

27 Urdibehesht 1360, 12 Rajab 1401

Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar